Cerpen

Kamis, 13 Juni 2013

LIBURAN SEKOLAH DI KAMPUNG HALAMAN

Hari libur kenaikan kelas enam akan segera tiba. Anisa beserta keluarganya akan mengisi kegiatan liburan kali ini ke kampung halaman nya yang berada di Provinsi Darah Istimewa Yogyakarta, yang sudah lima tahun ini mereka tinggalkan. Dimana di kampung itu kakek dan nenek Anisa bertempat tinggal dan hidup sebagai petani di sebuah perkampungan kecil..


Anisa sangat rindu dengan kakek dan neneknya itu dan dia ingin cepat-cepat sampai kesana dan dia juga ingin bertemu teman-teman masa kecilnya dulu. Anisa dilahirkan dan dibesarkan sampai berusia lima tahun di kampung itu. Masa kecil Anisa adalah masa-masa yang tidak bisa dia lupakan karena penuh dengan kenangan yang manis. Makin dia mengingat kenangan itu makin dia tidak sabar menunggu hari liburan itu tiba.


Waktu itu diusianya yang menginjak usia enam tahun dia diajak kedua orang tuanya untuk pindah dan bertempat tinggal di kota Bandung. Karena pekerjaan ayah nya seorang guru dan beliau ditugaskan di kota itu. Jadi mau tidak mau Ania harus mengikuti kedua orang tuanya itu. Walaupun dengan berat hati dan rasa yang takut karena akan tinggal di kota besar dan kehidupan nya jauh berbeda dengan kehidupan di kampung. Mengapa Anisa takut hidup di kota besar? Karena Anisa sering melihat di tv dan mendengar dan juga membaca di surat-surat kabar banyak terjadi tindak kejahatan seperti perampokan, pembunuhan, dan penodongan. Anisa sangat ngeri membayangkan hal itu.


Tapi ibu Anisa mengetahui ketakutan Anisa tinggal dikota lalu ibu Anisa segera memberi nasihat dan pengertian kepada Anisa, bahwa tidak selalu dikota yang padat penduduknya terjadi keributan, kalau pun terjadi polisi akan segera bertindak dan memberikan hukuman kepada yang bersalah. Jadi Anisa tidak perlu ketakutan yang berkepanjangan. Akhirnya Anisa menjadi tenang dan mantap tidak lagi ketakutan. Ternyata setelah dijalani beberapa tahun hidup dikota itu juga menyenangkan selama kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakat dimana kita tinggal. Anisa melalui hari-harinya ditempat yang baru dengan berbagai kegitan yang positif namun tugas utama Anisa adalah bersekolah.


Anisa menjadi salah satu siswi di sekolah dasar favorit dikota itu. Jadwal Anisa sehari-harinya sangat padat. Anisa sangat ingin menguasai berbagai ilmu. Dia juga kreatif, dia pantang menyerah atau pun putus asa. Anisa selalu berdoa dan berusaha untuk mewujudkan apa yang dia inginkan, apa yang menjadi kemauan Anisa itu selalu mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya dan juga teman-teman nya. Kepandaian dan keberhasilan Anisa tidak membuat Ia sombong dan tinggin hati. Anisa tidak suka membeda-bedakan yang kaya atau pun yang miskin, yang pandai atau pun yang bodoh dia selalu bersikap baik, menghormati pada yang tua dan menyayangi pada yang muda. Itu semua membuat Anisa disukai banyak orang. Anisa juga senang membantu teman nya yang hidupnya tidak mampu. Ketidakmampuan mereka untuk membeli buku pelajaran membuat Anisa berfikir agar dapat memiliki bermacam-macm buku bacaan supaya dia bisa mempunyai perpustakaan pribadi, sehingga teman-teman nya dapat belajar di perpustakaan nya itu. Karena keinginan Anisa begitu besar sampai-sampai dia meminta izin pada kedua orang tuanya untuk mengambil uang tabungan nya, yang akan ia gunakan untuk membeli berbgai buku bacaan. Orang tua Aisa memberikan izin dan akhirnya terwujudlah keinginan Anisa untuk memiliki perpustakaan pribadi. Perpustakaan itu diberi nama ‘’Perpustakaan Anisa”.


Banyak teman Anisa yang datang ke perpustakaan nya, dan mereka belajar disana , hal itu membuat Anisa sangat senang. Tapi ia tidak bisa menemani teman –teman nya belajar di perpustaan nya itu karena ia sibuk mengikuti berbagai macam kursus. Di antaranya ialah kursus bahasa, tari, dan model serta masih banyak lagi kursus-kursus lain nya yang ia ikuti. Kursus sebagai model tampak nya lebih ia kuasai, dia sering mengikuti berbagai perlombaan dan dia yang terpilih sebagai yang terbaik dan kebetulan ada seorang perancang busana yang pada saat itu menyaksikan perlombaan yang Anisa ikuti. Anisa sehingga perancang itu tertarik dan memberi kesempatan kepada Anisa untuk mengembangkan bakat nya melalui peragaan busana yang akan di adakan di Negara tetangga yaitu Singapure. Setelah berfikir dan mempertimbangkan untung dan ruginya ternyata lebih banyak untung nya. Mengapa demikian? Ya karena ia dapat menguji 2 bakatnya sekaligus yaitu bakat model dan bakat dalam berbahasa asing. Dia juga ingin menguji dirinya sendiri, seberapa besarkah kemampuan nya sebagai seorang model dan kemampuan dalam ber bahasa Singapure yang dia pelajari. Hari peragaan tersebut bertepatan dengan hari libur sekolah kenaikan kelas dan waktu yang dibutuhkan hanya 10 hari dan itupun termasuk hari pulang dan perginya.


Ibu Anisa mendampingi putrinya dalam peragaan busaa itu. Anisa terlihat begitu lemah gemulai dan cantik dengan mengenakan busana khas dari berbagai daerah di Indonesia lengkap dengan motif batik yang sudah menjadi khas Negara Indonesia. Yang membuat orang-orang manca Negara terpukau melihat penampilan Anisa. Setelah peragaan selesai adalah kebahagiaan yang tiada terhingga karena dia mendapatkan penghargaan dari pemerintah Singapo ure . Setiba di Indonesia Anisa diberi penghargaan dari pemerintah Indonesia dengan dinobatkan sebagai model terbaik se- Indonesia. Walaupun ia mempunyai banyak kesibukan tetapi ia tetap menjadi siswi berprestasi disekolahnya. Nilai yang di dapatkan selalu yang terbaik. Itu semua karena dia pandai membagi waktu, rajin dan bersungguh-sungguh. Selain itu juga Anisa tak pernah lupa untuk bersyukur atas rahmat dan karunia yang diberikan kepadanya. Anisa pun taat dalam menjalani ibadahnya. Dia tak ingin hanya ilmu di dunia tetapi juga ilmu untuk menyertai nya di akhirat kelak. Karena semua orang didunia ini akan mati bukan? hanya tinggal menunggu hingga saat nya tiba. Untuk itu semua marilah kita berlomba-lomba mencari ilmu dunia dan akhirat. Barang siapa yang bisa maka akan mendapatkan nikmat di dunia maupun di akhirat. Kini kesempatan yang ditunggu Anisa telah tiba. Liburan kali ini akan digunakan untuk menjenguk kakek dan neneknya. Anisa dan keluarganya berangkat dari Bandung pukul 05.00 pagi dengan menggunkan mobil pribadi. Sepanjang perjalanan dari Bandung menuju kota Yogyakarta, Anisa sangat mengagumi keindahan alam sekitar. Burung-burung berkicau dan beterbangan kesana kemari lalu hinggap diatas pepohonan yang berada dikanan kiri jalan. Kemudian pandangan Anisa menatap pemandangan nun jauh disana melihat gunung-gunung menjulang tinggi. Dan ada beberapa puncak gunung di selimuti oleh kabut. Anisa pun mengalihkan pandangan nya kearah langit yang cerah , warna langit yang biru dan dihiasi awan putih yang bentuk nya berbeda-beda. Ada yang seperti batu, seperti burung dan lain sebagainya. Sinar matahari seakan bagai wajah yang berseri-seri. Dalam hati Anisa berkata “betapa indah ciptaan Mu tuhan”


Tak terasa Anisa dan kedua orang tuanya telah sampai dirumah kakek dan nenek. Saat itu hari sudah senja warna jingga telah menghiasi ufuk barat. Sang Bagaskara telah pulang ke peraduannya. Dan suara adzan maghrib telah berkumandang. Kakek dan nenek anisa menyambut kedatangan mereka dengan senang dan gembira serta tangisan bahagia. Rasa harupun tak bisa dielakan. Nenek memeluk Anisa dengan erat, seakan- akan tidak akan dilepas lagi. Kemudian mereka masuk kedalam rumah. Di dalam rumah Anisa langsung menebarkan pandangan nya ke sekeliling dinding-dinding rumah itu. Dan tiba-tiba Anisa pun tersenyum melihat golek kayu mainannya, masih terawat dan terlihat lucu dalam pandangan nya . Nenek memperhatikan Anisa lalu berkata;


Nenek ; “Nisa, kamu masih ingat dan masih suka dengan mainan golekmu itu?”


Anisa :”tentu saja nek, ini kan menyimpan banyak kenangan bagi nisa” lalu Anisa bertanya pada neneknya


“nek, bagaimana kabar teman-teman Anisa, terutama Sari? (Sari adalah salah satu teman Anisa yang tergolong miskin,kehidupan-nya


Nenek :” Sari dan keluarganya sudah pindah ketempat lain karena rumah Sari rusak akibat letusan gunung merapi beberapa tahun yang lalu”


Anisa :” Aduh, kasian ya nek Sari. Semoga kehidupan Sari sekarang jauh lebih baik dari yang dulu. Nek apakah kemungkinan gunung merapi itu masih akan bereaksi suatu saat nanti?Lalu apa saja akibat yang di timbulkan dari letusan gunung merapi itu?”


Nenek :” Akibatnya, ya ada yang baik, tapi ada juga yang buruk. Kerugian nya, contoh rumah penduduk yang rusak, hujan abu, dan tanaman yang rusak. Sedangkan keuntungan nya misalnya tanah dikaki gunung itu menjadi subur.”


Anisa :” Jadi lebih banyak kerugian nya ya nek daripada keuntungan nya?”


Nenek :” Jelas, karena letusan gunung itu kan sebuah bencana, mana ada bencana yang mendatangkan keuntungan yang besar, kamu itu lucu Nis.” Anisa tertawa geli.


Percakapan Anisa dan nenek terhenti karena Anisa kelihatan mengantuk dan lelah. Lalu Anisa pergi tidur. Sesampainya dikamar Anisa tidak langsung tidur, dia berbaring sambil memeluk guling serta memandang langit-langit kamar. Anisa merasa begitu tenang dan damai tanpa harus terganggu dengan suara deru mobil ataupun sepeda motor yang lalu lalang membuat suasana menjadi bising seperti rumah nya yang di Bandung karena dipinggir jalan raya. Suasana seperti ini sangat dia rindukan. Tiba-tiba Anisa tersenyum sendiri dan teringat saat neneknya menidurkan dia dengan cerita-cerita yang lucu. Dia juga teringat saat dia bermain, dan hal yang paling dia sukai adalah menangkap kupu-kupu dan capung yang banyak berterbangan, dan anehnya lagi susah payah Anisa menangkap capung dan kupu-kupu itu dan akhirnya dia lepaskan lagi. Anisa juga teringat saat mengikuti kakeknya menngembala kerbau, sapi, dan kambing. Anak-anak hewan itu adalah teman yang lucu dan sangat menyenangkan untuk diajak bermain dan bercanda. Malam semakin larut, Anisa pun merasa semakin mengantuk dan malam itu Anisa gunakan untuk beristirahat. Keesokan harinya, pagi-pagi buta Anisa sudah bangun untuk berolah raga dengan berlari-lari kecil menyusuri jalan di kampung itu. Dia juga tidak bosan-bosan nya menhirup udara pagi dengan menarik nafas dalam-dalam Anisa pun bertutur sapa dengan orang-orang yang berpapasan dengannya.


Sebagian dari orang-orang yang berpapasan dengan Anisa sudah tak lagi mengenali Anisa, karena Anisa telah jauh berbeda dari Anisa yang 5 tahun silam tinggal dikampung ini. Tetapi masih ada satu orang yang sangat mengenali Anisa. Beliau adalah seorang guru yang mengajar Anisa sewaktu dia masih belajar di bangku sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Saat Anisa menyapa Bu Rini beliau sempat tercengang dan beliaupun berkata:


Bu Rini :” Wah-wah ternyata kamu Nis, Ibu nyaris tidak percaya kalau kamu sudah Sebesar Ini. Ngomong-ngomong kapan kamu pulang kampung? Sendiri atau bersama Ayah dan ibumu?


Anisa :”Kemarin sore bu, saya tiba disini, bersama ayah dan ibu . Bagaimana kabar ibu setelah lama kita tak bertemu?”


Bu Rini :” Kabar ibu baik-baik saja. Bagaimana dengan kabarmu serta kedua orang tuamu Nis?


Anisa :” Kabar kami juga baik-baik saja bu.”


Bu Rini :” Syukur kalau begitu, sekarang kamu kelas berapa Nis? Pasti kamu naik kelas kan?”


Anisa :” Benar bu, sekarang sudah naik kelas enam.”


Bu Rini :” kalau begitu kamu harus lebih giat dalam belajar supaya kamu bisa berhasil.”


Anisa :” Terimakasih bu, dan Anisa akan tetap mengingat nasehat ibu”.


Bu Rini :” Sudah ya Nis, kita berpisah disini. Ibu ucapkan selamat menikmati liburan mu di kampung ini’’






Selesai berolah raga Anisa mandi lalu sarapan pagi bersama ayah, ibu, kakek, dan neneknya. Sesudah sarapan pagi Anisa melihat kakeknya bersiap-siap hendak pergi bekerja diladang atau disawah. Anisa meminta izin kepada kakeknya untuk ikut serta ke ladang.


Anisa :” Kek, Nisa mau ikut ke ladang, boleh ya kek?”


Kakek :” Boleh saja kalau kamu mau dan tidak capek.”


Anisa :” Tidak kek, capek Nisa sudah hilang.” Akhirnya Anisa di izinkan ikut kakek nya ke ladang.






Sesampainya di lahan perkebunan kakek nya, Anisa tampak kagum melihat bermacam-macam tanaman yang tumbuh subur di sawah. Sebelah kiri jalan terdapat tanaman padi yang akan menghasilkan makanan pokok berupa beras dan di sebelah kanan jalan ada tanaman buah-buahan dan sayuran yang akan menghasilkan berbagai protein dan vitamin yang sangat dibutuhkan bagi manusia. Setelah mengamati beberapa saat bermacam-macam tanaman itu Anisa tertarik. Untuk mengetahui teknik para petani dalam bercocok tanam, dan tanpa malu-malu ataupun ragu-ragu Anisa bertanya pada kakeknya tentang seluk beluk pertanian.


Anisa :” Kek, apa sajakah hal-hal yang menguntungkan dan yang merugikan bagi petani itu?”


Kakek :Tersenyum dan berkata. “Apa benar kamu ingin tahu semua tentang pertanian?”


Anisa :” Benar kek, Nisa bersungguh-sungguh. Nisa tidak sedang bercanda kek.”


Kakek :” Kalau begitu nanti sore kakek akan memberi gambaran tentang pertanian itu. Nah sekarang kakek bekerja dulu dan kamu memperhatikan saja apa-apa yang akan kakek kerjakan.


Anisa :” Baiklah kek kalau begitu.”






Dari pagi sampai siang hari Anisa menemani kakek nya bekerja disawah. Tepat jam 12.00 siang Anisa dan kakeknya pulang dengan menaiki gerobak yang ditarik seekor sapi. Gerobak adalah salah satu alat angkutan tradisional zaman dahulu. Gerobak itu berjalan perlahan-lahan dibawah terik matahari menyusuri pematang sawah. Angin semilir menerpa wajah Anisa dan menyibakan rambut Anisa yang terurai panjang. Sesudah sampai dirumah. Anisa mandi, makan siang dan istirahat siang pukul 15.00. Anisa bangun lalu turut serta ibu dan neneknya yang akan memasak untuk santap malam nanti.


Selesai masak Anisa mandi sore. Setelah mandi ia menemui kakek nya yang sedang duduk-duduk di serambi depan. Anisa lalu meminta pada kakeknya untuk segera menceritakan tentang seluk beluk pertanian.

Kakek :” Baiklah, kakek akan memberikan sedikit gambaran nya. Nah sekarang akan kakek mulai dengan hal-hal yang merugikan petani. Misalnya hama; tikus, wereng dan ulat. Hal yang lain misalnya terjadi erosi atau pengikisan tanah dan penyegahan nya salah satunya adalah dengan membuat sengkedan. Sedangkan hal yang menguntungkan adalah jika tanaman itu tidak diserang hama atau yang lain nya yang dapat merusak tanaman itu , maka tanaman nya akan tumbuh subur dan sehat sehingga akan menghasilkan buah yang baik. Itulah sedikit gambaran nya. Jika kamu ingin lebih banyak tahu tentang pertanian kelak kamu bisa memasuki perguruan tinggi dan mengambil jurusan pertanian.”


Anisa :” Kek, besok kalau Anisa sudah besar dan akan memasuki perguruan tinggi, Nisa mau disini saja dan tinggal bersama kakek dan nenek seperti dulu lagi.


Kakek :” Itu bagus sekali. Kakek sangat senang karena Yogyakarta ini bukan hanya daerah Istimewa saja tetapi sebagai kota budaya dan juga kota pelajar.”


Anisa :” Mengapa kok bisa dijuluki kota pelajar kek?”


Kakek :” Ya karena pendidikan disini sudah sangat maju. Berbagai macam pendidikan, budaya misalnnya , ada disini dan masih banyak lagi yang lain nya. Kita hanya tinggal pilih saja mana yang kita sukai dan akan kita pelajari.” (percakapan Anisa dan kakek selesai di akhiri dengan makan malam)






Selesai makan malam Anisa diajak ayah dan ibunya melihat keramaian sekatenan. Sekaten adalah suatu acara khas di keraton Yogyakarta yang diadakan setiap satu tahun sekali. Anisa terkejut dan hamper tidak percaya malam itu, kota Yogyakarta padat sekali pengunjungnya sampai-sampai jalanan macet. Anisa juga melihat banyak turis, dan yang lebih membuat Anisa heran ada beberapa turis yang mahir memainkan gamelan jawa serta menguaisai sedikit bahasa jawa di Yogyakarta ini. Anisa lalu bertanya pada ibunya.


Anisa :” Bu, apakah kota kita yang kecil ini bisa terkenal di Negara tetangga yang jauh disana?”


Ibu :” Mengapa tidak, kota kita ini walaupun kecil namun memiliki keistimewaan dan disini juga memiliki banyak peninggalan sejarah yang dijadikan tempat wisata. Nis coba tebak apa nama peninggalan sejarah yang dijadikan obyek wisata itu?”


Anisa :” Ya kalau itu Nisa tahu jawaban nya bu. Candi prambanan itu peninggalan umat Hindu. Betul ngga bu jawaban Nisa?”


Ibu :” Iya, betul. Pintar sekali anak ibu. (seraya mencium putrinya)






Malam kian larut, namun Anisa belum mau diajak pulang. Anisa masih ingin menghirup segarnya udara malam hari dikota Yogya. Tanpa Anisa sadari dia sampai di Malioboro. Banyak sekali pedagang kaki lima disana. Dan Anisa mengajak ayah dan ibunya makan di lesehan. Selain Anisa, disana banyak juga anak-anak yang melihat-lihat keramaian di malam itu. Anisa baru mau diajak pulang oleh ayah dan ibunya tepat pukul 22.00.


Pagi harinya Anisa baru sadar bahawa hari liburan sudah hampir usai. Hari masuk sekolah akan segera tiba. Anisa dan keluarganya hendak kembali ke kota Bandung. Selama liburan di kampung Anisa merasa lebih fresh dan ceria. Dia merasa siap untuk berlomba menjadi yang terbaik dikelas barunya.


Tak lupa dari Yogyakarta Anisa membawa buah tangan khas kota pelajar berupa makanan yaitu gudeg Yogya. Dalam perjalanan ke Bandung, Anisa bernyanyi-nyanyi riang. Dia puas dan bahagia karena telah menghabiskan masa liburan nya bersama kakek dan nenek yang dia sayangi begitu pun sebaliknya.


Nah, dari cerita inilah kamu semua dapat mengambil yang baik untuk kalian jadikan contoh. Karena mengisi liburan itu bukan hanya bermain dan menonton tv saja. Tapi juga untuk menambah ilmu pengetahuan kita agar kita bisa mendapatkan wawasan yang tinggi sehingga kita bisa menjadi generasi penerus yang bisa diandalkan. Serta dapat menjunjung tinggi Negara kita yaitu Negara Indonesia. Siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan dahulu kalau bukan kita. Untuk itu marilah kita mengisi liburan dengan hal-hal yang positif serta bermafaat bagi diri kita dan bangsa kita ini.


Anisa tak habis-habisnya bersyukur kepada Tuhan karena kakek dan nenek nya dikaruniai kesehatan serta panjang umur. Anisa dan keluarga sampai di Bandung pukul 16.00 dan Anisa pun kasihan melihat ayahnya yang tampak kelelahan karena mengendarai mobil sendiri yang cukup jauh dari Yogyakarta sampai Bandung.






Keesokan harinya, Anisa memulai aktifitasnya dan segala tugasnya sebagai pelajar.


Begitulah teman-teman cerita Anisa dalam memanfaatkan waktunya,sehingga tidak terbuang sia-sia kesempatan yang dia miliki,marilah kita belajar memanfaatkan waktu sebaik mungkin jangan sampai menjadi penyesalan di kemudian hari,muda-mudahan dari bacaan ini ada yang bisa di ambil manfaatnya.












SUNGGUH BERBEDA KU RASA

Diawal tahun 2005,aku masuki babak baru dalam hidupku bisa bekerja adalah harapanku, biarpun pekerjaan yang aku dapatkan tidak sesuai dengan keinginanku. Namun inilah kesempatan dan peluang bagiku,aku tidak mau menyia-nyiakan semua ini,aku menyadari bahwa yang kita peroleh belum tentu seperti apa yang kita inginkan.


Akhirnya aku bekerja sebagai seorang pembatik tulis, dorongan keinginan untuk hidup mandiri, membuat aku mengambil keputusan menjalani pekerjaan ini dan keluar dari asrama dan memilih tinggal di sebuah kost,dengan banyak resiko yang harus aku ambil,misalnya harus masak sendiri,mencuci,menyetrika,mengepel dan lain sebagainya.Takut pun aku harus berani,hujan,petir,angin dan panas datang silih berganti mewarnai hari-hari yang kulewati,tiap pagi dan sore hari aku harus menerjang keramaian jalan kaliurang dari sepeda motor,mobil dan bis-bis besar pariwisata yang melintasi jalan itu. Meski sesaat aku rasakan seakan jantung ini berhenti berdenyut dan beberapa kali pula waktu menyebrang jalan raya itu nyaris tertabrak yang menyebabkan lalulintas itu jadi macet sesaat.


Memang tak mudah dan berat aku rasa menjalani ini semua tapi tekadku telah bulat aku harus bisa…hidup adalah perjuangan dalam kondisi dan keadaan apa pun aku harus berusaha semaksimal mungkin, saat hidupku mulai tertata tiba-tiba alam bergejolak ,di tahun 2006 gempa yang maha dahsyat menguncang kota Yogyakarta.Waktu itu di pagi hari setelah aku tunaikan sholat subuh aku lanjutkan dengan aktivitas lain biasalah menyiapkan sarapan,maklum anak kost menghemat pengeluaran dari pada jajan, saat aku sedang memasak menyiapkan sarapan pagi,mendadak bumi bergoyang genting dan batu bata Satu persatu berjatuhan,teriakan,jeritan dan tangisan riuh terdengar seiring orang-orang yang pada berhamburan keluar,sedangkan aku hanya bias terdiam dalam doa dan pasrah pada yang kuasa akan nasibku ini walau aku punya kedua kaki tapi aku tidak bisa berlari menyelamatkan diri seperti yang lain-nya.


Namun sunguh besar kuasa - Nya biar pun aku hanya sendiri di dalam kost tapi aku selamat dari bencana itu,sepanjang hari itu tiada ketenangan batin sedikit pun yang ada dan terlihat hanya ketakutan dan kepanikkan yang tak mampu aku gambarkan dengan kata-kata dan kala itu aku benar-benar merasa sendiri walau di tangan ini mengegam alat komonikasi hp aku tetap tidak bisa menghubungi orang tuaku atau keluargaku yang lain,hingga malam hari pun tiba aku hanya bisa beratapkan langit tanpa alas atau pun selimut, listrik pun padam yang ada Cuma gelap gulita dan jantung ini pun masih di pacu dengan adanya gempa susulan yang mengejutkan di tambah gunung merapi yang juga mengeluarkan api pijar.


Ternyata bencana ini menjadikan aku harus kehilangan setitik cahaya terang dalam hidupku ,karena dampak dari gempa itu membuat aku kehilangan pekerjaan yang tak mudah aku dapatkan melalui berbagai tahapan dan usaha lahir mau pun batin,tapi aku harus rela dengan sekejap semua itu hilang dan pergi dari genggaman tanganku.Hanya satu tahun aku dapat merasakan pahit dan manisnya dalam bekerja biar pun lelah namun ada kepuasan serta kebahagiaan tersendiri memperoleh uang dari hasil kerjaku sendiri,mengenang waktu-waktu masih bekerja adalah spiritku yang pasti aku selalu berharap,berdoa dan berusaha saat ini untuk mendapatkan masa-masa itu kembali,walau pun dengan jalan dan cerita yang berbeda.


Aku memang bukan orang yang pandai tapi setidaknya aku ingin menjadi orang yang berguna dalam hidupku ini,dan sekarang ini aku beruntung,aku juga bersyukur karena Allah mengirimkan seorang hambanya dalam perjalanan hidupku ini yang di jadikan tiang hidupku namun hati ini sedih,pilu dan jiwa ini menjerit,ini bukanlah jalan hidup yang aku inginkan,akan tetapi aku hanyalah seorang hamba. Dia lah yang maha pencipta pemilik segala ketentuan.Semoga dengan doa dan ikhtiarku Allah mengubah jalan hidupku menjadi seperti yang aku mau.


Aku lelah di pandang sebelah mata,andaikan aku di berikan pilihan aku pasti tidak mau hidup seperti ini,tapi aku ikhlas karena Allah ta’ala sesunguhnya aku hanyalah hamba-Nya dan kepada-Nyalah aku akan kembali dalam kondisi seperti apa pun dan aku percaya Allah maha kuasa tiada satu hal yang tak mungkin bagi-Nya.Jadi segelap apa pun hidupku jika Allah ridho maka akan berubah menjadi terang benderang,dalam ketidak sempurnaanku ini, aku tidak akan pernah berhenti memohon kepada-Nya agar aku tetap tegar dalam mengarungi sejarah hidupku biar pun perjalanan ini bukanlah perjalanan yang indah dan membahagiakan,pahitnya perjalanan hidupku mudah-mudahan menjadikan jalan untuk aku menggenggam dan meneguk manisnya madu surga-Mu.Dikehidupanku yang abadi kelak ,aku tak pernah berputus asa engkaulah yang tau segala upayaku dan engkau pulalah penentunya,aku tidak boleh pesimis dan menyerah walau banyak orang mencibirku,tapi sebenarnya tanpa mereka sadari,mereka juga Cuma hamba-Mu tak ubahnya seperti diriku hanya keadaan,kondisi yang membuat kita jadi berbeda.


Seandainya kita sebagai manusia bisa mengedalikan ego dan keangkuhan diri kita,mungkin semua orang akan punya sifat rendah hati dan kita sebagai manusia di ciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing,alangkah damainya kehidupan ini dapat saling memberi dan menerima karena kita tercipta tiada yang sempurna,hanya sayangnya terkadang orang yang di berikan kelebihan lupa dan terlena oleh gemerlap dan kenikmatan sesaat di dunia yang fana ini,biarlah orang memandangku tak berguna asalkan engkau tidak akan pernah berpaling dariku bimbinglah aku di jalanMu dan di setiap desah nafasku aku pinta maghfiroh-Mu terangilah jiwa dan hatiku dengan iman dan taqwa.


Biarkan kemercik air itu sering kali terdengar di sepertiga malam-Mu karena di dalamnya ada ketenangan dan kebahagiaanku,butir-butir air mata yang jatuh di atas lembaran sajadah panjang yang membentang ini adalah kesaksian dari sebuah jiwa yang berserah kepadaMu.Keheningan ini membuat aku luruh menghadap-Mu,rasa sakit dan sedih sesaat lenyap yang ada hanya kedamaian dan kesejukan yang menyelimuti hati.Kala pagi tiba senyum yang terbias di bibir ini hanyalah fatamorgana,kenapa hidupku harus menjadi aktris ? yang menipu orang-orang yang melihatku mereka berkata betapa hebatnya aku,pilu terasa menusuk dada,aku tidak mengerti sampai kapan aku bersandiwara tapi aku juga tidak mau terlihat lemah dan mereka mengagap aku Cuma pantas di kasihani,terkadang aku berlapang dada menjalani keadaan ini,tapi tak jarang aku juga tumbang.


Rasa letih dan tak kuasa merapuhkanku hingga aku sering terbaring lemah di pembaringan sampai berhari-hari,orang lain hanya bisa melihatku dariluarnya saja tanpa mengerti bagaimana dengan jiwa yang terpenjara ini, mungkinkah suatu saat segalanya dapat berubah?mimpi yang selalu aku renda untuk secercah cahaya dan jalan hidup yang gemilang yang penuh dengan warna dan bermanfaat.


Berjuta angan tak akan habis oleh masa,berlapis baja mengarungi samudra kehidupan,aku adalah insan yang tiada daya namun penuh dengan upaya,nasib yang naas tidaklah membuatku jera,orang lain saja berupaya memperjuangkan hidupku,mana mungkin aku diam,kalau pun toh aku harus diam itu berarti di saat ragaku ini sudah tidak bernyawa lagi,jatuh bangun telah menjadi guru yang sangat berharga buatku menempa mental dan jiwaku menghadirkan rasa legowo/iklas ,sabar dan tabah.


Dan untuk menumbuhkan rasa semangat hidup ini,sering kali aku melihat pada orang-orang yang hidupnya tidak lebih baik dariku,dari sinilah aku tau ternyata begitu banyak orang yang nasibnya tidak beruntung, meski mereka di beri kedua kaki yang sempurna tapi ada di antaranya untuk makan dan tempat tinggal pun mereka tak punya,tinggal di kolong-kolong jembatan,tidur di trotoar beralaskan Koran. Bahkan yang membuat hatiku sakit dengan kedua mataku ini aku menyaksikan seorang anak yang sedang memunguti makanan sisa di tong sampah,dalam hati ini aku hanya bisa berdoa ya Allah jika dia punya salah maka ampunilah dosanya dan bukakanlah jalan pertolongan-Mu dalam hidupnya ya Rabb.
Kenyataan dan fakta yang aku temukan membuat aku harus tegar dan tetap optimis apapun keadaan fisikku, aku tidak boleh berhenti dan kalah, ini adalah ujian hidupku aku harus bisa lulus dari ujian ini,dan mendapatkan sebuah nilai yang memuaskan walau dengan tertatih dan rintangan yang menghadang
[ JALAN PANJANG HIDUPKU]
By:Riska Sadewi R