Cerpen

Kamis, 13 Juni 2013

SUNGGUH BERBEDA KU RASA

Diawal tahun 2005,aku masuki babak baru dalam hidupku bisa bekerja adalah harapanku, biarpun pekerjaan yang aku dapatkan tidak sesuai dengan keinginanku. Namun inilah kesempatan dan peluang bagiku,aku tidak mau menyia-nyiakan semua ini,aku menyadari bahwa yang kita peroleh belum tentu seperti apa yang kita inginkan.


Akhirnya aku bekerja sebagai seorang pembatik tulis, dorongan keinginan untuk hidup mandiri, membuat aku mengambil keputusan menjalani pekerjaan ini dan keluar dari asrama dan memilih tinggal di sebuah kost,dengan banyak resiko yang harus aku ambil,misalnya harus masak sendiri,mencuci,menyetrika,mengepel dan lain sebagainya.Takut pun aku harus berani,hujan,petir,angin dan panas datang silih berganti mewarnai hari-hari yang kulewati,tiap pagi dan sore hari aku harus menerjang keramaian jalan kaliurang dari sepeda motor,mobil dan bis-bis besar pariwisata yang melintasi jalan itu. Meski sesaat aku rasakan seakan jantung ini berhenti berdenyut dan beberapa kali pula waktu menyebrang jalan raya itu nyaris tertabrak yang menyebabkan lalulintas itu jadi macet sesaat.


Memang tak mudah dan berat aku rasa menjalani ini semua tapi tekadku telah bulat aku harus bisa…hidup adalah perjuangan dalam kondisi dan keadaan apa pun aku harus berusaha semaksimal mungkin, saat hidupku mulai tertata tiba-tiba alam bergejolak ,di tahun 2006 gempa yang maha dahsyat menguncang kota Yogyakarta.Waktu itu di pagi hari setelah aku tunaikan sholat subuh aku lanjutkan dengan aktivitas lain biasalah menyiapkan sarapan,maklum anak kost menghemat pengeluaran dari pada jajan, saat aku sedang memasak menyiapkan sarapan pagi,mendadak bumi bergoyang genting dan batu bata Satu persatu berjatuhan,teriakan,jeritan dan tangisan riuh terdengar seiring orang-orang yang pada berhamburan keluar,sedangkan aku hanya bias terdiam dalam doa dan pasrah pada yang kuasa akan nasibku ini walau aku punya kedua kaki tapi aku tidak bisa berlari menyelamatkan diri seperti yang lain-nya.


Namun sunguh besar kuasa - Nya biar pun aku hanya sendiri di dalam kost tapi aku selamat dari bencana itu,sepanjang hari itu tiada ketenangan batin sedikit pun yang ada dan terlihat hanya ketakutan dan kepanikkan yang tak mampu aku gambarkan dengan kata-kata dan kala itu aku benar-benar merasa sendiri walau di tangan ini mengegam alat komonikasi hp aku tetap tidak bisa menghubungi orang tuaku atau keluargaku yang lain,hingga malam hari pun tiba aku hanya bisa beratapkan langit tanpa alas atau pun selimut, listrik pun padam yang ada Cuma gelap gulita dan jantung ini pun masih di pacu dengan adanya gempa susulan yang mengejutkan di tambah gunung merapi yang juga mengeluarkan api pijar.


Ternyata bencana ini menjadikan aku harus kehilangan setitik cahaya terang dalam hidupku ,karena dampak dari gempa itu membuat aku kehilangan pekerjaan yang tak mudah aku dapatkan melalui berbagai tahapan dan usaha lahir mau pun batin,tapi aku harus rela dengan sekejap semua itu hilang dan pergi dari genggaman tanganku.Hanya satu tahun aku dapat merasakan pahit dan manisnya dalam bekerja biar pun lelah namun ada kepuasan serta kebahagiaan tersendiri memperoleh uang dari hasil kerjaku sendiri,mengenang waktu-waktu masih bekerja adalah spiritku yang pasti aku selalu berharap,berdoa dan berusaha saat ini untuk mendapatkan masa-masa itu kembali,walau pun dengan jalan dan cerita yang berbeda.


Aku memang bukan orang yang pandai tapi setidaknya aku ingin menjadi orang yang berguna dalam hidupku ini,dan sekarang ini aku beruntung,aku juga bersyukur karena Allah mengirimkan seorang hambanya dalam perjalanan hidupku ini yang di jadikan tiang hidupku namun hati ini sedih,pilu dan jiwa ini menjerit,ini bukanlah jalan hidup yang aku inginkan,akan tetapi aku hanyalah seorang hamba. Dia lah yang maha pencipta pemilik segala ketentuan.Semoga dengan doa dan ikhtiarku Allah mengubah jalan hidupku menjadi seperti yang aku mau.


Aku lelah di pandang sebelah mata,andaikan aku di berikan pilihan aku pasti tidak mau hidup seperti ini,tapi aku ikhlas karena Allah ta’ala sesunguhnya aku hanyalah hamba-Nya dan kepada-Nyalah aku akan kembali dalam kondisi seperti apa pun dan aku percaya Allah maha kuasa tiada satu hal yang tak mungkin bagi-Nya.Jadi segelap apa pun hidupku jika Allah ridho maka akan berubah menjadi terang benderang,dalam ketidak sempurnaanku ini, aku tidak akan pernah berhenti memohon kepada-Nya agar aku tetap tegar dalam mengarungi sejarah hidupku biar pun perjalanan ini bukanlah perjalanan yang indah dan membahagiakan,pahitnya perjalanan hidupku mudah-mudahan menjadikan jalan untuk aku menggenggam dan meneguk manisnya madu surga-Mu.Dikehidupanku yang abadi kelak ,aku tak pernah berputus asa engkaulah yang tau segala upayaku dan engkau pulalah penentunya,aku tidak boleh pesimis dan menyerah walau banyak orang mencibirku,tapi sebenarnya tanpa mereka sadari,mereka juga Cuma hamba-Mu tak ubahnya seperti diriku hanya keadaan,kondisi yang membuat kita jadi berbeda.


Seandainya kita sebagai manusia bisa mengedalikan ego dan keangkuhan diri kita,mungkin semua orang akan punya sifat rendah hati dan kita sebagai manusia di ciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing,alangkah damainya kehidupan ini dapat saling memberi dan menerima karena kita tercipta tiada yang sempurna,hanya sayangnya terkadang orang yang di berikan kelebihan lupa dan terlena oleh gemerlap dan kenikmatan sesaat di dunia yang fana ini,biarlah orang memandangku tak berguna asalkan engkau tidak akan pernah berpaling dariku bimbinglah aku di jalanMu dan di setiap desah nafasku aku pinta maghfiroh-Mu terangilah jiwa dan hatiku dengan iman dan taqwa.


Biarkan kemercik air itu sering kali terdengar di sepertiga malam-Mu karena di dalamnya ada ketenangan dan kebahagiaanku,butir-butir air mata yang jatuh di atas lembaran sajadah panjang yang membentang ini adalah kesaksian dari sebuah jiwa yang berserah kepadaMu.Keheningan ini membuat aku luruh menghadap-Mu,rasa sakit dan sedih sesaat lenyap yang ada hanya kedamaian dan kesejukan yang menyelimuti hati.Kala pagi tiba senyum yang terbias di bibir ini hanyalah fatamorgana,kenapa hidupku harus menjadi aktris ? yang menipu orang-orang yang melihatku mereka berkata betapa hebatnya aku,pilu terasa menusuk dada,aku tidak mengerti sampai kapan aku bersandiwara tapi aku juga tidak mau terlihat lemah dan mereka mengagap aku Cuma pantas di kasihani,terkadang aku berlapang dada menjalani keadaan ini,tapi tak jarang aku juga tumbang.


Rasa letih dan tak kuasa merapuhkanku hingga aku sering terbaring lemah di pembaringan sampai berhari-hari,orang lain hanya bisa melihatku dariluarnya saja tanpa mengerti bagaimana dengan jiwa yang terpenjara ini, mungkinkah suatu saat segalanya dapat berubah?mimpi yang selalu aku renda untuk secercah cahaya dan jalan hidup yang gemilang yang penuh dengan warna dan bermanfaat.


Berjuta angan tak akan habis oleh masa,berlapis baja mengarungi samudra kehidupan,aku adalah insan yang tiada daya namun penuh dengan upaya,nasib yang naas tidaklah membuatku jera,orang lain saja berupaya memperjuangkan hidupku,mana mungkin aku diam,kalau pun toh aku harus diam itu berarti di saat ragaku ini sudah tidak bernyawa lagi,jatuh bangun telah menjadi guru yang sangat berharga buatku menempa mental dan jiwaku menghadirkan rasa legowo/iklas ,sabar dan tabah.


Dan untuk menumbuhkan rasa semangat hidup ini,sering kali aku melihat pada orang-orang yang hidupnya tidak lebih baik dariku,dari sinilah aku tau ternyata begitu banyak orang yang nasibnya tidak beruntung, meski mereka di beri kedua kaki yang sempurna tapi ada di antaranya untuk makan dan tempat tinggal pun mereka tak punya,tinggal di kolong-kolong jembatan,tidur di trotoar beralaskan Koran. Bahkan yang membuat hatiku sakit dengan kedua mataku ini aku menyaksikan seorang anak yang sedang memunguti makanan sisa di tong sampah,dalam hati ini aku hanya bisa berdoa ya Allah jika dia punya salah maka ampunilah dosanya dan bukakanlah jalan pertolongan-Mu dalam hidupnya ya Rabb.
Kenyataan dan fakta yang aku temukan membuat aku harus tegar dan tetap optimis apapun keadaan fisikku, aku tidak boleh berhenti dan kalah, ini adalah ujian hidupku aku harus bisa lulus dari ujian ini,dan mendapatkan sebuah nilai yang memuaskan walau dengan tertatih dan rintangan yang menghadang
[ JALAN PANJANG HIDUPKU]
By:Riska Sadewi R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar